Judul Praktikum :
Pembuatan Youghurt
Tanggal Praktikum : 21
Oktober 2014
A.
Pendahuluan
Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan. Disamping
memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan
mikroorganisme yang umm ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus
dan Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi
susu menjadi asam susu (asam laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus
dan Streptococcus ini dalam fermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar
dalam proses pembuatan youghrt. Youghrt merupakan salah satu jenis minuman yang
termasuk ke dalam minuman penyegar (Kurniati, Tuti).
Youghurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri,
yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk sari kacang hijau dan kacang
kedelai. Produksi modern saat ini di dominasi susu sapi fermentasi gula susu
(laktosa) menghasilkan asam laktat yang berperan dalam protein susu untuk
menghasilkan tekstur seperti gel dan aroma unik pada yoghurt
(id.wikipedia.org/wiki/yoghurt)
Proses fermentasi yoghurt, yoghurt berasal dari susu kemudian
ditambahkan dengan bakteri yang akan membentuk dengan asam laktat, bakteri yang
bisa digunakan dalam proses pembuatan yoghurt adalah bakteri Bifodobacterium
sp, Lactobacillus sp, atau bakteri Strepitovoccus thermophilus dan Lactobacillus
bulgarics. Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses fermentasi dari susu
mengubah laktosa pada susu menjadi asam latat. Efek lain dari fermentasi adalah
pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental hasil akhirnya
susu akan terasa asam dan kental (lordbroken.wordpress.com).
Fermentasi merupakan bentuk tertua dari bioteknologi minuman
beralkohol (bir, anggur, tuak), makanan fermentasi (keju, yoghurt, tape, tempe,
petis, terasi). Orang somalia dan babilon kuno sudah minum bir sejak 6000 th
sebelum masehi. Orang mesir sudah membuat adonan kue asam sejak th 4000 sebelum
masehi. Sedangkan di Eropa, minuman anggur sudah dikenal jauh dimasa lalu
dengan proses fermentasi perkembangan bioteknologi jaman sebelum Louis Pasteur.
Tujuan fermentasi adalah untuk menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang
mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biologikal availability yang lebih baik,
disamping itu juga menurunkan zat anti nutrisinya (Darma 2010).
Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia.
Protein ini dapat diperoleh dari bahan nabati maupun hewani. Dari bahan hewani
salah satunya adalah susu. Susu dianjurkan uuntuk dikonsumsi sebagai pola menu
empat sehat lima sempurna (gizi seimbang) susu mengandung protein yang langsung
diserap. Mengkonsumsi susu sangat bermanfaat bagi kecukupan gizi masyarakat
karena yoghurt memiliki gizi yang cukup tinggi. Selain gizinya yang cukup
tinggi juga bermanfaat bagi orang-orang yang tidak tahan gula susu (laktosa)
atau sering dikenal dengan istilah lactose intolerance maka keterbatasannya
dalam mengkonsumsi susu dapat diatasi dengan mengkonsusmsi yoghurt
(ysuryadi.blogspot.co).
Di daerah yang menghasilkan susu cukup tinggi kadang sering terjadi
kerusakan karena tidak cepat terjual. Hal ini sangat merugikan bagi peternak
susu. Untuk itu perlu adanya penanganan susu yang sederhana dan menjanjikan
keuntungan yang lumayan adalah pengolahan yoghurt. Dan saat ini yoghurt dalam
bentuk flavoured yoghurt cair dingin ataupun beku sangat digemari dikalangan
anak-anak ataupun remaja, khususnya dikota-kota besar ().
B.
Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
1.
Panci email
2.
Kompor atau alat pemanas lainnya
3.
pH meter dan kertas pH
4.
gelas ukur
5.
botol gelas
6.
Alumunium foil
|
1.
Susu sapi segar sebanyak 300 ml
2.
Susu instan full cream mengandung lemak, 300 ml, susu law fat 300
ml, susu kedelai, sari kacang merah, sari kacang hijau
3.
Biakan murni Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus (bisa diganti dengan yoghet tanpa rasa)
|
C.
Cara Kerja
Panaskan susu yang akan difermentasi pada suhu 750 c
selama 15-30 menit (susu murni dari sari-sari kacang) sedangkan susu kemasan
law fat dan full cream pada suhu 400 c dipanaskannya
|
|
Dinginkan
susu yang telah dipanaskan 750 c sampai suhunya mencapai 400c
|
|
Inokulasikan
biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus themophilus
sebanyak 2% ari jumlah yang akan difermentasikan, kemudian tutup tempat susu
tersebut
|
|
Simpanlah
susu yang telah diinokulasi tersebut dalam ruang inkubasi yang bersuhu
sekitar 430c selama 3 jam atau sampai tercapai pH 4-5
|
|
Dinginkan
susu yang telah mencapai pH 4-5 pada suhu 50c untuk selanjutnya
dikemas dalam botol atau tempat lainnya
|
D.
Hasil Pengamatan
kelompok
|
Bahan
|
Yoghur
|
Rasa
|
Kekentalan
|
PH
|
1
|
Susu Murni
|
Yogurt 1
|
++
|
+++
|
4
|
Yogur 2
|
++
|
+++
|
4
|
||
Yogurt 3
|
++
|
+++
|
4
|
||
2
|
Full cream
|
Yogurt 1
|
+
|
++
|
5
|
Yogurt 2
|
+
|
+
|
5
|
||
Yogurt 3
|
++
|
++
|
5
|
||
3
|
Low fat
|
Yogurt 1
|
+
|
+
|
5
|
Yogurt 2
|
++
|
+
|
4
|
||
Yogurt 3
|
+
|
+
|
5
|
||
4
|
Kedelai
|
Yogurt 1
|
++
|
+
|
4
|
Yogurt 2
|
++
|
+
|
4
|
||
Yogurt 3
|
+++
|
+
|
4
|
||
5
|
Kacang Merah
|
|
|
|
|
Yogurt 1
|
+
|
+++
|
4
|
||
Yogurt 2
|
+
|
+++
|
4
|
||
Yogurt 3
|
+
|
++
|
4
|
||
6
|
Kacang hijau
|
Yogurt 1
|
+
|
+++
|
5
|
Yogurt 2
|
+
|
++
|
4
|
||
Yogurt 3
|
+
|
++
|
4
|
||
7
|
Low fat
|
Yogurt 1
|
+
|
+
|
5
|
Yogurt 2
|
+
|
+
|
4
|
||
Yogurt 3
|
+
|
++
|
4
|
||
8
|
kedelai
|
Yogurt 1
|
+++
|
+
|
4
|
Yogurt 2
|
++
|
+
|
4
|
||
Yogurt 3
|
+++
|
+
|
4
|
E.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kelompok
kami membuat yoghurt dengan menggunakan susu full cream dan di tempatkan di 3
wadah yang berbeda. Dari hasil yang didapatkan setelah melalui beberapa proses, yoghurt yang dihasilkan menurut
penilai rasanya asem (+) dan asem (++), dari segi kekentalan cairan (tekstur)
pas dan memiliki pH 5.
Yoghurt pada prakikum ini dibuat
dengan menginokulasikan bakteri starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus yang diinokulasikan pada suhu 400C sebagaimana menurut
Davis (1975), suhu optimum bagi pertumbuahan S. thermophilus
adalah 37°C dan L.bulgaricus 45°C. Jika kedua bakteri itu diinokulasi
pada suhu 45°C (pH 6,6-6,8), S. thermophilus mula-mula tumbuh Iebih baik
dan setelah pH menurun karena dihasilkan asam laktat, maka L. bulgaricus
akan tumbuh Iebih baik,
umumnya bakteri Streptococcus adalah penghasil asam
laktat, tumbuh sangat baik pada pH 6,5 dan pertumbuhannya terhenti pada keasaman
pH 4,2-4,4. Bakteri Laktobacilus tumbuh sangat balk pada pH 5,5 dan
pertumbuhannya terhenti pada keasaman pH 3,8-3,8.
Pada praktikum pembuatan yoghurt ini
dilakukan percobaan dengan menggunakan bahan utamanya yaitu: susu sapi segar,
susu instan full cream, susu law fat, susu kedelai, sari kacang merah dan sari
kacang hijau. Setiap bahan utama tersebut dilakukan dengan percobaan atau
perlakuan yang sama setiap satu jenis bahan yang sudah di fermentasikan dan di
tambah inokulasi biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus disimpan dengan menggunakan tiga wadah berbeda. Masing-masing
percobaan di ukur rasa, kekentalan dan pH nya. Berdasarkan hasil yang diperoleh
dari keseluruhan yaitu sebagai berikt:
pH (Derajat keasaman)
Derajat keasaman (pH) yoghurt pada
perlakuan 12 jam dari keseluruhan perlakuan diperoleh rata-rata 4 dan pada perlakuan
16 jam rata-rata pH masih 4 kemudian pada perlakuan 24 jam rata-rata pH menjadi
5. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa semakin bertambahnya umur penyimpanan,
yoghurt yang dihasilkan menjadi lebih asam. Sebagaimana menurut Linna (2010) semakin
lama penyimpanan cenderung menurunkan pH susu
fermentasi. Hal ini disebabkan starter Lactobacillus
bulgaricus masih aktif dan menghasilkan asam laktat.
Semakin lama penyimpanan berarti semakin memberi kesempatan bagi
bakteri asam laktat untuk mengubah laktosa menjadi asam
laktat, sehingga ion hidrogen bebas dalam susu
fermentasi akan meningkat. Meningkatnya jumlah asam
laktat ini dapat menurunkan pH (pH 4-5). karena
semakin banyaknya konsentrasi ion H+.
Uji Organoleptik:
1. Rasa
Organoleptik
yoghurt secara keseluruhan diperoleh tingkat kesukaan rasa dari setiap bahan
utama yang digunakannya ada yang agak asam, asam dan sangat asam tingkat perbedaan
rasa tersebut dikarenakan penguji sebagian besar kurang menyukai rasa yang asam
sedangkan semakin lama yoghurt menjadi lebih asam karena penurunkan pH.
2.
Aroma
Aroma
yoghurt tidak menunjukkan perubahan kesukaan yang signifikan dari keseluruhan
pengujian, yakni Aroma yoghurt adalah asam sedikit manis. Lactobacillus lebih berperan dalam
pembentukan aroma, sedangkan streptococcus lebih berperan dalam pembentukan
cita rasa. Komponen susu yang paling berperan dalam pembuatan
yoghurt adalah laktosa dan kasein. Laktosa yang merupakan carbohdrat susu digunakan sebagai sumber energi selama pertumbuhan
biakan bakteri dan akan menghasilkan asam laktat.
Terbentuknya asam laktat dari hasil
fermentasi laktosa menyebabkan keasaman susu meningkat atau pH menurun, kasein
merupakan komponen terbanyak dalam susu yang sangat peka terhadap asam. Dalam
kondisi keasaman yang rendah maka kasein menjadi tidak stabil sehingga kasein
akan terkoaqulasi membentuk padatan yang disebut yoghurt. Pada umumnya yoghurt
yang baik memiliki total asam laktat 0,85 % sampai 0,95 % atau derajat keasaman
(pH) 4-5.
3. Tekstur
Tekstur
yoghurt beragam dari sekian wadah yang digunakan tekstur atau tingkat
kekentalannya ada yang kental, agak kental dan agak encer. Sebagaimana menurut
Shani (2010) bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Hal itu
akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu menyusut menjadi
masa yang padat atau kental. Berdasarkan literatur tersebut tekstur yoghurt
yang dihasilkan kurang bersesuaian dengan literatur yang seharusnya terjadi
peningkatan kekentalan di setiap minggunya karena terjadi penurunan pH.
F.
Pertanyaan
1.
Mengapa susu yang difermentasikan harus dipanaskan terlebih dahulu
?
Jawab: Untuk
membunuh bakteri dan mikroba yang akan menyebabkan pembusukkan yang berlebihan.
Susu murni juga harus dipanaskan terlebih dahulu karena bakteri Lactobacillus
bisa tumbuh dengan baik pada media hangat. jadi setelah dipanaskan, dibiarkan
dulu sebentar sampai suam-suam kuku.
2.
Mengapa pemanasan susu tersebut harus dilakukan pada suhu 750C
dan dalam waktu yang relatif pendek ?
Jawab: Untuk membunuh mikroba kontaminan
baik patogen maupun pembusuk yang terdapat dalam bahan baku sehingga dapat
memberikan lingkungan yang steril dan kondusif untuk pertumbuhan kultur
starter. Selain itu juga untuk denaturasi dan koagulasi protein sehingga dapat
meningkatkan viskositas dan tekstur yoghurt.
3.
Mengapa inkubasi harus dilakuakn pada suhu 430C ? apa
yang terjadi jika tidak diinkubasikan pada suhu tersebut ?
Jawab: Karena untuk mengurangi aktivitas mikroba. Jika diinkubasikan pada
sushu yang belebih maka mikroba akan mati dan apabila suhu lebih rendah maka
akan memperbanyak perkembangan mikroba sehingga menjadi tidak stabil.
4.
Apakah kandungan lemak pada susu berpengaruh terhadap kualitas
youghrt yang dihasilan ? adakah bukti yang saudara peroleh dari hasil praktikum
?
Jawab: berpengaruh. Berdasarkan dari data yang diperoleh bahwa susu low
fat memiliki kekentalan dengan nilai (+) sedangkan untuk kekentalan susu murni
menghasilkan kekentalan dengan nilai (+++).
5.
Pada semua jenis susu dan sari kacang manakah dihasilkan yoghurt yang
berkualitas baik ? menurut saudara apakah yang mempengaruhi kualitas yoghrt ?
Jawab: susu law fat dan susu murni, yang mempengaruhi kualitas
yoghrt yaitu: kebersihan, suhu, lingkungan, waktu pemasakan dan penyimpanan.
6.
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil praktikum!
Jawab: berdasarkan hasil pengamatan dapat kami simpulkan bahwa: Pembuatan
yoghurt dapat dilakukan dengan fermentasi susu yang diinokulasikan bakteri asam
laktat seperti Lactobacillus
bulgaricus
atau Streptococcus thermophilus dan kombinasi keduanya. Yoghurt dapat
dibuat dari susu apa saja, termasuk susu
kacang kedelai. Fermentasi merupakan bentuk tertua dari bioteknologi
Minuman beralkohol (bir, anggur, tuak), Makanan terfermentasi (keju, yoghurt,
tape, tempe, petis, terasi). Lactobacillus lebih berperan dalam pembentukan
aroma, sedangkan streptococcus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa.
7.
Kesulitan dan kendala yang dihadapi saat praktikum ?
Jawab: tidak ada kesulitan namun kendalanya mahasiswa pada saat praktikum
berlangsung banyak yang ngobrol dan tidak menggunakan masker.
8.
Saran yang diberikan untuk praktikum yoghrt ?
Jawab: Setelah
melakukan percobaan praktikum ini hendaknya pada saat proses pembuatan kita
harus memperhatikan alat dan bahan yang digunkan. Haruslah steril dan kita
harus memperhatikan suhu pada saat proses pembutan youghrt itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati, Tuti.
Agustina, Tri Wahyuni. Yusup, Iwan Ridwan. 2014. Petunjuk Praktikum
Bioteknologi. Program studi
pendidikan biologi UIN SGD Bandung
Id.wikipedia.org/wiki/yoghurt/
(diakses 20 Oktober 2014 16:32 WIB)
lordbroken.wordpress.com/2012/06/18/
(diakses 20 Oktober 2014 16:40 WIB)
Darma, 2010.
(online) ma.ac.id/2010/01/bioteknologi-fermentasi/ (diakses 08-11-2014 18:85
WIB)
Ysuryadi.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-bioteknologi/
(diakses 08-11-2014 19:12 WIB)
ijin share yah kak thanks
BalasHapusEMI