JUDUL PRAKTIKUM :
PEMBUATAN TEMPE
TANGGAL PRAKTIKUM :
04 NOVEMBER 2014
TUJUAN PRAKTIKUM : mahasiswa dapat membuat tempe dengan
berbagai macam biji
A.
Pendahuluan
Tempe
adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan makanan yang
sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang
cukup tinggi. Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji
kedelalai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer
(kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak
berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe.
|
Rhizopus
sp. yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon
halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan;
sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau
dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan
terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau
sub globus
|
dengan
dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai
hitam bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau
sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu
optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan
maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus
oryzae termasuk mikroba heterofermentatif
Jamur
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan
tempe. Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan
toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai
kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain
itu jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease. Menurut
Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus sp tumbuh baik pada kisaran
pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin
meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang
sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit dibandingkan dengan
bakteri.
Pada
dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jenis jamur
Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai oleh
ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih
lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai menjadi lebih
sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih baik dibandingkan produk pangan
dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi.
Tempe
terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah
protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana
yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahankimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan
dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare.
Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
1. Oksigen
Oksigen
dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat
menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas
yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan
kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong
tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang
lainnya sekitar 2 cm.
2. Uap
air
Uap air
yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena
setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
3. Suhu
Kapangtempedapat
digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik
pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu
ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
4. Keaktifan
Laru
Laru yang
disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu
pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan
agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.
B.
Alat dan Bahan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1.
|
waskom
|
Kacang kedelai
|
2.
|
Ayakan
|
Kacang amerika
|
3.
|
Dandang
|
Kacang endul
|
4.
|
Kipas
|
Kacang tanah
|
5.
|
Cukil kayu
|
Kacang merah
|
6.
|
Tampah
|
Biji nangka
|
7.
|
kompor
|
Biji jagung
|
8.
|
|
Oncom
|
9.
|
|
Air
|
10.
|
|
Kantong plastik
|
11.
|
|
Daun Pisang
|
C.
Cara kerja (gambar
terlampir)
Cucilah
tampah, ayakan, kipas, dan cukil yang akan digunakan
|
Rendam
kacang kedelai yang telah di cuci selama 12-18 jam dengan air yang bersuhu
70o C
|
Lepaskan
kulit biji kedelai kemudian cuci bilas dengan air yang bersih
|
Kukus
biji tersebut sampai empuk
|
Latakan
biji pada tampah kemudian kipasi sambil diaduk hingga biji tersebut terasa
hangat
|
Taburkan
ragi sambil diaduk dampai merata
|
Siapkan
kantong plastik dan daun pisang untuk membunkus beri lubang kecil-kecil pada
kantong tersebut dengan jarum
|
Masukan
kedelai yang telah diberi ragi, atur ketebalanya
|
Inkubasikan
tempe pada suhu kamar selama 3 hari, hingga seluruh permukaan kacang
tertutupi oleh kapang atau jamur
|
D. Hasil pengamatan
Kelompok
|
Jenis
Tempe
|
Tempat
|
Warna
|
Aroma
|
Kepadatan
|
|
1
|
Kacang
Kedelai
|
Daun
|
Kekuningan
|
Khas
Tempe
|
Padat
|
|
Plastik
|
KuningKecoklatan
|
Asam
|
Padat
|
|||
2
|
Kacang
Gajih
|
Daun
|
Putih
|
Khas
tempe sedikit asam dan gurih
|
padat
|
|
Plastik
|
Putih
|
Asam
dan gurih
|
Padat
|
|||
3
|
Kacang
Endul
|
Daun
|
kekuningan
|
Khas
tempe
|
Padat
|
|
Plastik
|
Kekuningan
|
Khas
tempe
|
Padat
|
|||
4
|
Kacang tanah
|
Daun
|
Putih kecoklatan
|
Khas tempe
|
Padat
|
|
Plastik
|
Putih kecoklatan
|
Khas tempe
|
Padat
|
|||
6
|
Kacang
Nangka
|
Daun
|
Putih
kekuningan
|
Khas
tempe
|
Tidak
padat
|
|
Plastik
|
Putih
kekuningan
|
Khas
tempe
|
Padat
|
|||
7
|
Jagung
|
Daun
|
Abu
|
Asam
|
Padat
|
|
Plastik
|
Abu
|
Asam
|
Tidak
Padat
|
|||
8.
|
Bungkil
Oncom
|
Daun
|
Kekuningan
|
Khas
Tempe
|
Padat
|
|
Plastik
|
Kecoklatan
|
Asam
|
Tidak
Padat
|
E. Pembahasan
Secara
umum diketahui bahwa tempe merupakan produk olahan yang menggunakan proses
fermentsi. Dalam proses fermentasi melibatkan salah satu jenis kapang yaitu Rhizopus oligosporus. Dengan bantuan
kapang ini biji kedelai mulai terlihat dipenuhi oleh serat-serat putih. Dalam
waktu beberapa hari akan terlihat perubahan yang terjadi pada kedelai baik
secara fisik maupun aroma dan rasanya.
Proses
pembentukan serat-serat putih itu akan timbul ketika kedelai di kondisikan pada
suhu tertentu. Biasanya dalam praktiknya kedelai yang telah diberi ragi tempe
dibungkus menggunakan daun pisang ataupun plastik untuk mengkondisikan dalam
suhu tertentu agar Rhizopus oligosporus
dapat berkembang dengan optimal. Dengan kondisi ini diharapkan dapat diperoleh
tempe dengan keriteria baik.
Dari hasil pengamatan praktikum tempe
yang telah kelompok kami lakukan, dari pertama kita menyiapkan bahan-bahan
seperti kacang kedelai dan kacang yang lainnya, pada praktikum pembuatan tempe
ini kelompok kami mendapatkan bagian kacang gajih, setelah kita melakukan semua
langkah-langkah pembuatan tempe tersebut, hal yang pertama kali kelompok kami
lakukan itu mencuci bersih kacang gajih dan merendam selama 12 jam kemudian di
kuliti sampai bersih kulit yang terdapat pada kacang gajih agar mempermudah
dalam pembuatan tempe tersebut, kemudian setelah kacang gajih tersebut selesai
di bersihkan kulitnya lalu kacang gajih tersebut di kukus sampai matang atau
empuk, setelah matang angkat kacang dan dinginkan sampai kacang gajih tersebut
benar-benar dingin karena jika kacang gajih tersebut dinginnya tidak merata hal
tersebut juga akan mempengaruhi tekstur kematangan terhadap tempe tersebut.
Ketika kacang gajih sudah benar-benar
dingin lalu taburkan ragi sampai merata sambil diaduk-aduk sampai merata setelah
ragi tercampur dengan merata lalu simpan tempe di plastik dan di daun pisang.
Fungsi dari penaburan ragi tersebut adalah untuk membantu kacang gajih tersebut
menjadi rapat terbelit oleh hifa – hifa yang terkandung pada ragi tersebut dan setelah di bungkus diamkan tempe tersebut
selama 1-2 hari , setelah 2 hari tempe yang kelompok kami buat mendapatkan
hasil yang maksimal dan seperti yang disesuaikan di prosedur akan tetapi pada
tempe kacang gajih tersebut tidak dapat tahan lama seperti halnya tempe – tempe
yang sering kita jumpai di warung – warung dan tekstur tempe tersebut setelah 3
hari itu menghitam.
Pada dasarnya proses
pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jenis
jamur Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai
oleh ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih
lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai menjadi lebih
sederhana, sehingga mempunyai daya
cerna lebih baik dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak
melalui proses fermentasi.
Tempe terbuat dari
kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan
Mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi
protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahankimia
pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama
proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah
penyakit perut seperti diare.
F. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.
Apakah fungsi perendaman kacang kedelai sebelum dikukus ?
Jawaban
:
Perendaman berfungsi sebagai proses
hidrasi yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Tujuan tahap
perendaman ialah membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar
diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi.
2.
Apakah fungsi dari perebusan kacang kedelai ?
Jawaban
:
Perebusan juga berfungsi untuk
melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat mempercepat proses fermentasi
3.
Apa sebabnya biji kedelai yang digunakan kulitnya harus
dikelupas ?
Jawaban
:
Kulit biji kedelai dikupas pada tahap
pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses
fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan
kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.
4.
Mengapa kebersihan tempat kerja selama pembuatan tempe
harus dijaga ?
Jawaban
:
Agar
tidak terkontaminasi dengan bakteri lain sehingga kemungkinan tingkat
keberhasilanya besar
5.
Mengapa kantong plastik yang digunakan untuk pembungkus
harus diberi lubang-lubang ?
Jawaban
:
Karena
untuk memberikan udara pada tempe atau jamur melakukan respirasi atau masuknya
udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Dalam pembungkusan
menggunakan plastik, biasanya dilakukan penusukan pada permukaan plastik. Hal
ini bertujuan untuk memberikan jalan udara agar masuk ke dalam kedelai.
6.
Apakah arti perubahan warna, kepadatan tempe, dan aroma ?
Jawaban
:
Perubahan warna ini menunjukkan adanya
reaksi kimia pada proses inkubasi. Jamur Rhizopus sp tergolong makhluk hidup.
Oleh karena itu ia juga melakukan respirasi. Respirasi merupakan reaksi kimia
atau perubahan kimia. Salah satu zat yang dilepaskan dari peristiwa respirasi
adalah gas karbondioksida dan uap air. Uap air itulah yang menyebabkan
permukaan dalam plastik pembungkus tempe basah oleh titik-titik air. Sebuah
reaksi kimia tidak selalu menunjukkan seluruh ciri reaksi tersebut. Warna putih
ini disebabkan adanya miselia kapang yang tumbuh pada permukaan biji kedelai.
Tetapi pembungkus tempe juga mempengaruhi warna tempe.
Kepadatan tekstur tempe disebabkan oleh
miselia-miselia kapang yang menghubungkan antara biji-biji kedelai. Kompak
tidaknya tekstur tempe dapat diketahui dengan melihat lebat tidaknya miselia
yang tumbuh pada permukaan tempe. Apabila miselia tampak lebat, hal ini
menunjukkan bahwa tekstur tempe telah membentuk masa yang kompak, begitu juga
sebaliknya.
Aroma khas tempe bisa dikatakan berbau
langu. Aroma langu khas kedelai disebabkan enzim lipsigenase yang
terkandung dalam kedelai. Aroma langu tersebut menjadi berkurang karena kedelai
difermentasi menjadi tempe.
7.
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil praktikum ?
Jawaban
:
Menurut
hasil praktikum yang telah kami lakukan pada pembuatan tempe tersebut berhasil
karena tekstur dan rasa serta aroma pada tempe yang kelompok kami buat pun sama
dengan yang biasanya dikonsumsi akan tetapi agak sedikit berbeda karena tempe
yang kami buat rasanya asam dan tidak dapat tahan lama seperti tempe yang
biasanya.
8.
Kesulitan dan kendala yang dihadapi saat praktikum ?
Jawaban
:
Kesulitan
yang dihadapi ketika mencampurkan ragi dengan kacang kedelai walaupun takaranya
sesuai tetapi masih ada aja yang tidak tertutup miselium. Lama proses perebusan
menjadi kendala karena keterbatasn waktu sehingga hasil tidak akan maksimal.
9.
Saran yang diberikan untuk praktikum tempe ?
Jawaban
:
Untuk
praktikum tempe lebih baik saat difermentasikan disimpan di lab agar lebih
steril dan tidak banyak terkontaminasi dengan udara luar, suhunya pun dapat
teratur
H.
Daftar pustaka
Anonim.
2011. “Tempe”. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe_(disambiguasi). Diakses tanggal 3 November 2014
3 November 2014
3 November 2014.
Terimakasih artikel nya kak sangat membntu
BalasHapusTerimakasih artikel nya kak sangat membantu
BalasHapus